Mengenal Fungsi & Bagian Busi Mobil
Busi (spark plug) merupakan salah satu komponen kendaraan yang sering membuat orang bingung. Banyak pertanyaan yang muncul sekitar busi, meninggalkan banyak orang bingung. Maka pada tulisan ini saya coba menulis tentang busi, semoga bisa menolong orang yang masih bingung.
DASAR PENGETAHUAN MENGENAI BUSI
Busi memiliki dua fungsi utama
1. Memberikan pengapian pada campuran bahan bakar dan udara pada mesin
2. Mentransfer panas dari ruang bakar mesin
Untuk dapat memberikan pengapian, maka busi harus dialiri mendapatkan voltage listrik yang memadai dari sistem pengapian agar percikan api dapat tercipta pada gap busi. Hal ini dinamakan “electrical performance”.
Suhu pada ujung busi harus cukup rendah untuk mencegah terjadinya pre-ignition, tapi cukup tinggi untuk menghindari fouling. Hal ini dinamakan thermal performance, dan ditentukan oleh rentang panas yang dipilih.
Busi dikatakan foul ketika insulator pada ujung busi terlapisi oleh bahan luar seperti bahan bakar, oli atau karbon.
BAGIAN-BAGIAN BUSI
Terminal
Bagian atas busi, berupa terminal yang dihubungkan ke sistem pengapian.
Insulator
Bagian utama dari insulator terbuat dari porselen (porcelain). Fungsi utamanya adalah untuk memberikan dukukan mekanis terhadap elektroda tengah, selain menginsulasi listrik tegangan tinggi.
Ribs
Dengan memperpanjang permukaan antara terminal tegangan tinggi dan metal case yang dibumikan (grounded) dari busi, maka bentuk fisik dari rib memberkan fungsi untuk meningkatkan insulasi listrik dan mencegah kebocoran energi listrik sepanjang permukaan insulator, dari terminak ke metal case.
Insulator tip
Ujung insulator, merupakan bagian dari metal body yang masuk ke dalam ruang bakar mesin, yang harus dapat menahan temperatur tinggi dan menjaga insulasi elektrik. Untuk mencegah elektroda kepanasan, maka bagian ini harus memiliki konduktifitas panas yang baik. Karena insulator porcelain tidak mencukupi, maka digunakan sintered alumunium oxide yang mempau bertahan pada suhu 650°C dan listrik 60,000 V.
Kompoisisi dan panjang dari insulator menentukan rentang panas dari busi. Insulator pendek disebut busi dingin, sementara insulator yang diperpanjang ke betal body disebut busi panas.
Berdasar kemampuan mentransfer panas, busi dibagi dalam dua tipe yaitu:
Busi Panas
Busi tipe panas adalah busi yang lebih lambat untuk mentransfer panas yang diterima. Cepat mencapai temperatur kerja yang optimal namun jika untuk pemakaian yang berat bisa terbakar. Biasa digunakan pada motor-motor standard untuk penggunaan jarak dekat.
Busi Dingin
Busi tipe dingin lebih mudah mentransfer panas ke bagian head cylinder. Biasanya digunakan untuk penggunaan yang lebih berat misalnya untuk balap atau pemakaian jarak jauh karena sifatnya yang mudah dalam pendinginan.
Masing-masing produsen busi menerapkan nilai rating panas yang berbeda. NGK memberikan rating panas sampai dingin dengan nilai dari 2 ~ 11, Denso menetapkan rating dari 9 ~ 37 sedangkan Champion memberikan rating dari 1 ~ 25. Pada umumnya, pabrikan sepeda motor menggunakan busi dengan tipe medium misalkan untuk merk NGK menggunakan rating 6, 7 atau 8 dan untuk merk Denso menggunakan rating 22 atau 24 karena penggunaan oleh konsumen yang bervariasi.
Seals
Seal ini mencegah kebocoran dari ruang bakar mesin.
Metal case
Metal case menanggung torque ketika memasangkan busi ke mesin, berfungsi untuk mengarik panas dari insulator dan menyalurkannya ke kepala cylinder, juga berfungsi sebagai ground bagi spark melalui center electrode ke side electrode. Karena fungsinya sebagai ground, maka metal case ini dapat berbahaya jika disentuh dalam kondisi pengapian.
Center electrode
Center electorde terhubung ke terminal melalui kabel internal dan serangkaian tahanan keramisk untuk mengurangi emisi gangguan radio yang dihasilkan dari pengapian. Ujungnya dapat terbuat dari kombinasi copper, nickel-iron, chromium, atau metal bernilai tinggi.
Side electrode, atau ground electrode
Side electrode terbuah dari nickel steel dan di patrikan di sisi metal case.
GAP BUSI
Busi biasanya didesain untuk memiliki jarak (gap) yang dapat disesuaikan oleh teknisi pemasang busi, dengan metode pembengkokan ground electrode, baik membuatnya mendekat atau menjauh dari center electrode. Setiap mesin akan membutuhkan gap yang berbeda. Biasanya sebuah mesin automobile akan memiliki gap 0.045″-0.070″ (1.2-1.8mm).
Jika salah menyetel gap, maka mesin dapat berjalan buruk, atau tidak berjalan sama sekali. Gap yang terlalu sempit akan menyebabkan pengapian terlalu kecil dan lemah untuk secara efektif membakar bahan bakar, sementara gap yang terlalu renggang akan menghalangi terjadinya pengapian. Hal ini biasanya tidak langsung terasa, tetapi akan terlihat dari berkurangnya kinerja mesin dan efisiesnsi bahan bakar.
Gap sempit :
Kekurangan : pengapian mungkin terlalu lemah atau kecil untuk membakar bahan bakar
Keuntungan : Busi selalu memercikan api pada setiap putaran mesin
Gap renggang :
Kekurangan : pengapian mungkin tidak terjadi pada kecepatan tinggi
Keuntungan : Pengapian kuat untuk pembakaran sempurna
KLASIFIKASI TIPE BUSI
Klasifikasi busi biasanya didasarkan oleh faktor-faktor sbb:
1. Jarak antara electrode tengah dengan insulator (ukuran volume gas). Busi tipe panas mempunyai volume yang lebih besar.
2. Konduktifitas thermal insulator dan electrode
3. Konstruksi electrode
4. Dimensi gap pada ujung electrode
MEMILIH BUSI
Pemilihan tipe busi yang sesuai didasarkan pada:
* Campuran bahan bakar yang digunakan
* Perbandingan kompresi.
* Ignition timing (waktu pengapian)
* Kualitas bahan bakar dan kadar oktannya.
* Kondisi pemakaian seperti untuk balap atau pemakaian sehari-hari
* Pola ulir pada kepala busi.
Berdasarkan keterangan diatas, maka penggantian busi dengan tipe yang berbeda dari spesifikasi standard harus disesuaikan. Tipe busi dapat diketahui dari kode yang terdapat pada sisi insulator.
Contohkan kode busi sbb:
BPR5ES-11 (NGK)
B : menandakan diameter ulir busi (B ~ 14 mm)
P : menunjukkan tipe insulator
R : tipe busi dengan resistor
5 : tingkat panas busi ( jika nilainya semakin besar berarti bertipe lebih dingin )
E : panjang ulir (19 mm)
S : tipe pengggunaan busi (S berarti standard)
-11 : Gap / celah busi yang direkomendasikan ( gap 1,1 mm)
W24ES-U (Denso) W : menandakan diameter ulir busi (W ~ 14 mm)
24 : tingkat panas busi ( jika nilainya semakin besar berarti bertipe lebih dingin )
E : panjang ulir (19 mm)
S : tipe pengggunaan busi (S berarti standard)
U : konfigurasi gap busi
Untuk sepeda motor yang masih dalam masa garansi, diharuskan untuk menggunakan standard yang tertera pada data spesifikasi (owners manual)
MEMBACA KODE BUSI
Masing-masing busi memiliki kode.