Test Drive Toyota New Hilux 2.5 G A/T
TAMPILAN MANIS
Dasbor masih tak beda dengan tipe 3.000 cc, Bangku belakang dengan sistem lipat unik dan laci di lantai
Menggunakan penggerak 4 roda on demand, lantas bertubuh jangkung, memang layak sebagai kendaraan fleet di perkebunan dan pertambangan. Tetapi, dengan status ‘mobil mewah' karena ketentuan pajak yang cukup tinggi pada mobil berpenggerak empat roda, maka double cabin pun tergolong ‘mewah' di perkotaan.
Tampilan pun menjadi semakin ‘manis' dibandingkan tunggangan ‘tempur' yang ada di pertambangan. Toyota New Hilux ini memiliki beberapa tampilan baru yang masih tetap berkesan macho. Seperti lampu depan dan gril baru sekaligus aksen lekukan pada bumper depan yang lebih dinamis. Begitu pun side molding di ke empat pintu.
Adanya air scoop di atas kap mesin yang menyalurkan udara ke intercooler yang terhubung dengan turbo pun membuat tampangnya makin segar. Tak hanya air scoop bikin segar, mesin pun baru untuk jajaran Hilux di Tanah Air.
Menggunakan mesin 2.500 cc yang lebih kecil dibandingkan pendahulunya dengan kapasitas 3.000 cc. Tetapi, sesuai dengan air scoop tadi, intercooler air to air yang terletak di atas mesin itu, mendinginkan udara yang dialirkan dari kitiran rumah keong baru.
Kali ini mesin berkode 2KD-FTV itu menggunakan Variable Nozzle Turbocharger (VNT), sebuah kata lain dari tipe Variable Geometry Turbocharger. Dengan bilah-bilah bervariasi, tekanan dari turbin bisa didapat dengan power band lebih panjang. Dengan ‘senjata' ini pula, meski kapasitas mesinnya lebih kecil, torsi puncak yang diperoleh sama dengan mesin 3.000 cc.
Sungguh hal yang menguntungkan, karena konsumsi bahan bakar pun tentu akan lebih efisien dengan mesin lebih kecil. Tetapi, bagaimana karakter barunya ini? Tentu harus dicoba dulu, bukan?
Dengan menggunakan VNT, diharapkan tenaga sudah terasa sejak putaran bawah. Namun, memang belum terasa benar pada mesin di unit test yang dicoba. Entakan besar berada di kitiran menengah hingga menjelan putaran atas. Memang, di sinilah ada perbedaan dengan kapasitas lebih besar. Pada versi 3.000 cc, tarikan di putaran bawah berlangsung lebih cepat.
Namun begitu, untuk menyalip atau menggunakannya di medan off-road, penggunaan VNT ini cukup membantu, asalkan mengerti ‘range' torsi yang paling optimal.
Hilux baru ini, standarnya menggunakan ban ‘halus' tipe H/T (high terrain) yang memang tak dikhususkan untuk off-road. Tetapi, ketika dijajal di medan berlumpur dan terdapat kubangan sedang, sistem penggerak empat rodanya masih mampu membawa pikap ini berjalan maju. Memang, terkadang stuck dengan roda spinning, ketika gardan terganjal gundukan agak tinggi.
Namun, cukup mundur sebentar dan lakukan momentum yang pas, Hilux baru dengan ground clearance 212 milimeter ini pun akan kembali merayap maju di lumpur. Tinggal mengganti ban bermotif kasar dengan diameter agak besar, lumpur tak menjadi masalah berarti.
Di jalan raya, karakter pikap memang tetap terasa, karena suspensi belakang tentunya menggunakan ‘per pikul' alias per daun yang lebih tahan terhadap beban berat. Bantingan di belakang memang terasa keras, meski ayunan lembut di depan dan keempukan jok masih bisa menolong menjaga kenyamanan di permukaan aspal agak bumpy.
Mirip dengan medan off-road, ketika menyalip dengan menjaga torsi dan putaran mesin yang pas tarikan Hilux ini seolah tak putus, hingga top speed yang sempat dicapai menjelang 190 km/jam.
Namun, di sisi interior sayangnya tak terlalu banyak perubahan berarti. Meski kontrol audio pada batang setir ini merupakan hal baru di double cab yang ada di Tanah Air. Apalagi, terdapat auxiliary dan USB untuk pemutar laguNew Hilux, dipasarkan dengan harga Rp 312,5 juta (tipe E M/T) dan Rp 331,7 juta (G M/T).