Cara Mapping ECU Mobil Standart

JAKARTA - Performa mesin standar, memang kerap dirasakan kurang oleh sebagian pemilik mobil. Apalagi kalau tunggangannya itu tergolong memang sanggup untuk diajak ngebut. Tak ayal ubahan pun dilakukan agar memperoleh hasil optimal.



Namun, ternyata, tak perlu ubahan banyak pun, bisa meningkatkan performa tunggangan jauh dari standarnya. "Cukup menggunakan ECU standar saja," jelas Wie-wie Rianto, dari Firna ProTechnik, di kawasan Tanjung Duren, Jakbar.



Menurut Wie-wie, ECU standar, terutama pada mobil-mobil modern sudah mengadopsi banyak hal yang cukup terperinci. "Banyak sekali hal yang dikontrol, melebihi apa yang disediakan oleh ECU stand alone aftermarket manapun," ungkapnya.



Seperti contohnya, ketika ia memperlihatkan sistem yang ada pada ECU standar Mitsubishi EVO VIII hingga X, misalnya. Di dalamnya terdapat lebih dari 1 mapping. "Ada 2 hingga 4 mapping," ujar lelaki yang kerap menangani mobil untuk ajang reli itu.

Konektor OBD tersedia bersama softwarenya



Sambil memperlihatkan ‘menu' yang ada di dalam ECU ia pun menjelaskan. "Jadi, misal soal kondisi di mesin, ketika berada pada oktan tinggi dan rendah, mapping bisa berpindah," katanya.




Maksudnya, ketika oktan tinggi adalah saat mesin mendapatkan kondisi bahan bakar baik, misalkan, lantas jika suatu ketika kondisi bahan bakar terdeteksi kurang baik, maka ECU akan segera berpindah ke mapping yang berikutnya.



"Mulai dari pengapian yang diatur lebih mundur, atau berikut hingga derajat camshaft pun bisa diatur," katanya. Itu terjadi dalam otak ECU standar.



Nah, lantas bagaimana lelaki bertubuh gempal itu bisa mengetahuinya?



Di sini letak kuncinya, Wie-wie memiliki software yang bisa ‘membuka' settingan dari pabrikan, sesuai dengan data yang ada di dalam ECU tersebut. "Saya menggunakan ECU flash, dari sana proses flashing atau remapping ECU standar bisa dilakukan," ungkapnya.



Jadi, cukup detail input yang didapat dari ECU standar tersebut, mulai dari pengapian, bahan bakar hingga boost controller bisa diatur, ada lagi soal speed limiter, seperti mobil-mobil khusus pasar Jepang, yang dibatasi hingga 180 km/jam saja kecepatan maksimumnya. "Setelah dibuka, bisa lebih maksimal kecepatannya," ujar Wie-wie.



Tentu banyak faktor juga yang harus diatur, tak hanya speed limiternya saja. "Harus tahu batasannya juga, karena kalau terlalu berlebihan bukan tak mungkin mesin bisa jebol," terangnya.



Terlihat angka pada oktan tinggi dan mapping di oktan rendah saat knocking (kiri). Untuk mengubah speed limit tinggal mengganti angkanya saja(kanan).



Nah, inilah bedanya, ketika ECU dengan kepintaran seperti ini tak bisa digabungkan dengan piggyback. "Sebab piggyback hanya mendapat input dari satu mapping saja, sementara ECU ini sudah memiliki mapping lebih dari 2," Wie-wie memberikan alasannya.



Untuk remapping Mitsubishi Evo, dipatok harga Rp 5 juta, sementara ia pun bisa melakukan buka mapping untuk Ferrari dan Porsche. "Untuk Ferrari dan Porsche, berkisar Rp 45 juta," jelasnya.



Untuk merek lain ada juga meski belum tersedia di Tanah Air. "Masih menunggu untuk Honda, misalkan, tetapi kalau Mugen, sudah ada flashing ECU standar seperti ini," tutupnya.