Point Servis Pasca Touring
Pasca turing, biasanya kondisi tunggangan turun kemampuannya. Sebab kerja mesin lebih lama dari biasa, memungkinkan ada sebagian dari komponen alami gangguan. Jika diacuhkan bisa aja mogok di jalan.
Untuk menghindarinya, Tommy Bramantya kepala instruktur semua cabang HMTC (Hartomo Mechanical Training Centre) kasih saran. Katanya cek wajib dilakukan sebelum memasuki aktifitas rutin harian. “Bisa dilakukan sendiri di rumah atau bengkel. Seperti cek sistem pasokan bahan bakar, pelumas juga transmisi,” imbuh Tommy dari Jl. Raya Tole Inskandar, No. 9A, Depok.
Pertama, buka busi untuk melihat hasil bunga api. Untuk memastikannya, tempelkan kepala busi di blok mesin, lalu selah berkali-kali. Sekalian juga ukur kerenggangan busi sesuai petunjuk buku panduan masing-masing motor.
Trus, bersihkan karburator jika lansam dan rpm tingginya mulai terganggu. Mungkin lubang spuyer di dalam tersumbat serpihan kotoran atau timbunan debu. Untuk mengusirnya, copot karbu untuk dibongkar lalu cuci sekalian tiup spuyer juga lubang alirannya.
“Bersihkan juga kotoran busa di kotak filter dan saringan bensin di keran tangki. Supaya aliran masuk udara dan bensin ke karbuartor nggak tersumbat,” lanjut bapak yang 2 minggu kemarin turing ke Ujung Genting, Sukabumi.
Kemudian periksa isi dan kekentalan oli di bak mesin. Kalau hampir 3.000 km atau ada yang rembes dari paking, baiknya pelumas ganti baru. Kalau oli berkurang, pendinginan transmisi yang berputar ikutan payah. Risikonya mesin bisa jebol.
Lari ke rantai, biasanya sering kendur setelah terima beban berat hasil putaran roda gigi. Bahaya terlalu kendur, kalau sampai nyelip di antara sproket dan teromol, putaran roda bakal berhenti mendadak. “Untuk itu setel ulang dan kasih pelumas agar tidak bunyi. Lebih sip lagi, pakai cairan semprot khusus rantai,”
Untuk menghindarinya, Tommy Bramantya kepala instruktur semua cabang HMTC (Hartomo Mechanical Training Centre) kasih saran. Katanya cek wajib dilakukan sebelum memasuki aktifitas rutin harian. “Bisa dilakukan sendiri di rumah atau bengkel. Seperti cek sistem pasokan bahan bakar, pelumas juga transmisi,” imbuh Tommy dari Jl. Raya Tole Inskandar, No. 9A, Depok.
Pertama, buka busi untuk melihat hasil bunga api. Untuk memastikannya, tempelkan kepala busi di blok mesin, lalu selah berkali-kali. Sekalian juga ukur kerenggangan busi sesuai petunjuk buku panduan masing-masing motor.
Trus, bersihkan karburator jika lansam dan rpm tingginya mulai terganggu. Mungkin lubang spuyer di dalam tersumbat serpihan kotoran atau timbunan debu. Untuk mengusirnya, copot karbu untuk dibongkar lalu cuci sekalian tiup spuyer juga lubang alirannya.
“Bersihkan juga kotoran busa di kotak filter dan saringan bensin di keran tangki. Supaya aliran masuk udara dan bensin ke karbuartor nggak tersumbat,” lanjut bapak yang 2 minggu kemarin turing ke Ujung Genting, Sukabumi.
Kemudian periksa isi dan kekentalan oli di bak mesin. Kalau hampir 3.000 km atau ada yang rembes dari paking, baiknya pelumas ganti baru. Kalau oli berkurang, pendinginan transmisi yang berputar ikutan payah. Risikonya mesin bisa jebol.
Lari ke rantai, biasanya sering kendur setelah terima beban berat hasil putaran roda gigi. Bahaya terlalu kendur, kalau sampai nyelip di antara sproket dan teromol, putaran roda bakal berhenti mendadak. “Untuk itu setel ulang dan kasih pelumas agar tidak bunyi. Lebih sip lagi, pakai cairan semprot khusus rantai,”