Teknik Berkendara ATV




ATV
All Terrain Vehicle atau sering disebut ATV. Sebuah kendaraan yang secara fisik masuk ke spesies motor (dilihat dari cara mengemudi yang menggunakan stang, posisi gas, rem ataupun posisi pengendara) namun dilengkapi dengan 4 roda. Ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai untuk mengendalikan kendaraan ATV ini sebagai berikut:
  • Perlengkapan (Apparel)

Gunakan sepatu boot, sarung tangan, kaos lengan panjang dan helm, karena medan yang akan dilalui biasanya berupa medan off road dengan melalui jalur hutan atau semak belukar yang mempunyai ranting atau daun tajam yang bisa menggores kulit. Untuk helm , harus mempunyai sudut pandan 120 derajad setiap sisinya. Helm ini seperti helm yang digunakan para crosser.
  • Pemanasan

Seperti halnya olah raga yang lain, pemanasan diperlukan untuk mencegah otot kram atau terkilir. Karena kegiatan ber-ATV ria membutuhkan kelenturan otot. Pemanasan dapat dilakukan pada bagian utama yaitu, leher, persendian tangan dan kaki (termasuk lutut) dan pinggul.
  • Posisi Duduk

Posisi duduk yang benar akan meningkatkan reflek gerak dalam mengendalikan ATV. Posisi yang benar adalah lutut menempel pada bagian tangki, badan tegak bahu rileks dengan siku sedikit menekuk. Jangan sekali-kali menurunkan kaki saat hilang keseimbangan, resikonya kaki tergerus oleh roda.
  • Berkendara

Sebelum memulai petualangan dengan APV, kenali dulu karakter dari kendaraan yang bersangkutan. Di mana letak rem-gas dan cara pengoperasiannya. Sebagai pengetahuan, ATV dilengkapi dengan gas yang bukan berupa grip seperti layaknya motor. Gas pada ATV berupa tuas (seperti tuas perpindahan gigi di sepeda gunung/balap). Cara pengoperasiannya dengan cara ditekan menggunakan ibu jari dan dilepas untuk me-realese-kan.
  • Saat Belok/Menikung

Saat belok dengan radius putar yang lebar, bahu harus condong sesuai arah belok, jika belok ke kiri, bahu condong ke kiri, tujuannya untuk mencegah roda di bagian dalam terangkat karena efek gaya sentrifugal. Jangan lupa, arah pandangan kearah belokan.
Untuk menikung dengan sudut tajam, badan condong lebih jauh ke arah belokan, berat badan bertumpu pada kaki bagian dalam arah belok. Bukan hanya bahu, namun badan ikut "dibuang" kearah dalam belokan.